Rabu, 14 Januari 2015

Tangan diatas (selalu) lebih baik

Pagi ini......
Berasa seperti joki balap liar saja pagi ini. Gimana enggak, ini jalan belum sebulan kelar diaspal. Mulussss....... banget. Apalagi belum banyak kendaraan besar yang lewat, berasa jalan pribadi. hehehe....

Sebenernya bukan niat mau ngebut sih, tapi emang lagi terburu-buru menuju ATM terdekat. Jarum di indikator bensin motor ku udah mepet di huruf "E", gimana coba kalau tiba-tiba kehabisan bensin di tengah jalan? sedangkan di dompet duit tinggal selembar lima ribuan. Apa iya beli bensin setengah liter doang??? hiksss....
Begini nih...kalau motor pake nya gantian. Gak ada pihak yang "merasa paling bertanggung jawab" buat isiin bensinnya. 

Akhirnya....nyampe juga di ATM, bergegas motor kuparkir dideket  motor-motor lainnya. Saat akan masuk ke bilik ATM, seorang bapak mengulurkan selembar amplop putih ke arahku. "Mohon di isi seikhlasnya mbak..." katanya. Karena terburu-buru aku terima saja sambil tersenyum. Kulihat amplop itu berstempel nama sebuah yayasan anak yatim di luar daerah. Saat didalam bilik atm, aku sempat melirik dua orang lainnya yang juga memegang amplop yang sama denganku. Entah diisi atau tidak, saat keluar mereka menyerahkan kembali amplop itu ke Si Bapak. hmmmm....


Sempat bingung juga, soalnya uang dari ATM tadi pecahan 50rb dan gak mungkin juga dikasih kan, jujur saja agu ragu-ragu dengan orang asing ini. Jangan-jangan modus...??? Dijaman seperti ini apanya yang tidak mungkin?? mengambil keuntungan dari orang lain bahkan dengan mengkambing hitamkan anak yatim. 

Astaghfirullah.... 
Pagi-pagi aku koq jadi berfikir buruk ke orang lain, dan belum tentu juga dia berbohong. Tiba-tiba aku ingat uang limaribu ku tadi. Kubuka dompet dan mengambil selembar limaribuan yang telah lecek itu lantas memasukkannya ke amplop.
"Barokallah...terimakasih ya mbak, semoga Allah melancarkan rezeki mbak". Si Bapak menerima amplop, doa panjang dari mulutnya saat menerima amplop itu kembali.


Uang limaribu mungkin umurnya gak akan sampai siang ini kalau saja masih di tanganku. Bisa saja sudah berubah jadi se kresek gorengan atau berubah jadi recehan dan pecahan seribuan (parkir motor sekarang jarang yang mau nerima gopek an....). Semoga saja ditangan Si Bapak bisa membawa manfaat lebih. Bersyukur kalau beneran untuk anak yatim, Insyaallah dengan keikhlasan pahalanya akan terus mengalir. Dan seandainya dia berbohong, kebaikan itu tak kan hilang. Walau mungkin hanya dia yang menikmatinya. Karena bisa saja dirumah anak dan istrinya ikut mendo'akan orang-orang yang berbagi rizki dengan mereka.
Wallahu a’lam.........



4 komentar:

  1. Bersedekah itu tidak usah memikirkan yang diberi sedekah karena pahalanya dan pertanggungjawabannya masing-masing. Jikalaupun petugas itu adalah penipu maka resiko dia tanggung sendiri sedangkan pahala kita tidak akan berkurang sedikitpun. Jadi tetap selalu berfikir positif itu penting.

    BalasHapus
  2. Betul Pak Edi, berfikir positif yang terpenting. Jadi gak mikir macem macem. Sedekah ya sedekah aja tanpa embel-embel apapun. Terimakasih sudah mampir...

    BalasHapus
  3. di daerahku juga ada mbak, malah masnya suka berbaju rapi dan wangi..

    BalasHapus