Sabtu, 07 Januari 2023

Liburan Ala Pasangan Long Distance Marriage



Kalau ada kompetisi bertahan di Long Distance Relationship alias LDR, barangkali namaku bakal terpampang di list pesertanya. Sudah 19 tahun menikah dan lebih dari seperempat waktunya dilalui dengan berpisah jarak.

Menjalani Long Distance Marriage (LDM )

Profesi membuat suami harus sering bepergian dari satu daerah ke daerah lain. Tidak hanya hitungan hari atau minggu, beberapa proyek yang  di tanganinya pernah memakan waktu lebih dari setahun. Ya walaupun dalam dua atau tiga bulan sekali ada jadwal untuk pulang.

Mengantar suami untuk perjalanan bisnis

Sedangkan pekerjaan aku sebagai make up artis alias MUA juga tidak bisa dipastikan jadwalnya. Pada bulan - bulan tertentu job untuk makeup bisa jadi full namun di waktu lainnya malah free sama sekali. 


Tinggal di Jawa dan notabene masih banyak orang yang memegang tradisi dan meyakini kalau ada hari, bulan dan waktu tertentu yang dianggap baik untuk melaksanakan hajatan membuat jam kerja ku berbeda dengan karyawan. Terkadang berangkat sebelum subuh atau pulang lewat tengah malam. Gak ada hari libur khusus, hari libur adalah saat tak ada panggilan dari klien. Tapi aku tetep enjoy. Tidak punya pekerjaan rasanya pasti jauh lebih nyesek karena gak bisa jajan skincare dan liburan. Hahaha...😂

Jadi jangan heran kalau aku dan suami akhirnya punya ritme yang berbeda dengan orang kebanyakan. Disaat orang lain bekerja terkadang kami masih rebahan. Sebaliknya, saat orang lain masih lelap di kamar bisa jadi kami sedang di perjalanan. Teman - teman update foto liburan saat kami masih pusing dengan pekerjaan. 

Menjalani pernikahan dalam jarak membuat aku terbiasa mengambil keputusan secara cepat dan harus mengerjakan banyak hal sendiri. Nganter anak kembali ke kos an atau keponakan yang harus balik ke kampus, nyetir sendiri dari Tuban ke Malang atau Jember selama 5-7 jam juga di jabanin. Bahkan urusan domestik yang biasa ditangani bapaks - bapaks macem beli material dan ngurusi tukang saat membangun rumah juga harus sendiri. Pas suami pulang tau - tau rumah sudah jadi😂. Kadang hal yang terjadi di kehidupan kita tidak selalu seperti yang di harapkan, tapi selama berprasangka baik masih banyak yang harus di syukuri.

Bunda & Keanu sebelum nonton Grand Prix

Buat keluarga kami, liburan keluarga adalah hal yang langka dan sangat dirindukan. Apalagi saat  kemudian anak lanang diterima sekolah di luar kota, maka semakin sulit menyesuaikan jadwal libur kami bertiga. Saya di Tuban, suami nomaden dan Keanu kos di Malang. Disaat seperti ini, liburan bukan hanya hal yang paling menyenangkan tapi juga salah satu cara untuk saling mendekatkan anggota keluarga.

Liburan Gak Butuh Waktu Khusus

Di awal - awal pernikahan dulu sering banget mengeluh karena harus jauh dari suami, namun lambat laun mulai terbiasa. Ya mau gimana lagi, tanggung jawab memenuhi kebutuhan hidup ditangan kita, bukan tetangga😂. Lagipula setelah dipikir - pikir aku malah punya banyak kesempatan mengunjungi daerah yang berbeda - beda. Sejauh ini, aku sudah pernah ke Toraja, Makassar, Sangihe, bertemu Anak Gembel Dieng dan menginjakkan kaki di 3 Pos Lintas Batas Negara ( PLBN ) yang ada di Provinsi NTT. Traveling tak terduga saat menyusul Pak Su di tempat kerja nya. 

Nebeng liburan di Toraja

PLBN Motamasin, satu dari 3 PLBN di Provinsi NTT

Pengalaman bertemu Anak Gembel Dieng pernah aku abadikan dalam sebuah blog post dan berhasil memenangkan sebuah lomba blog, hingga kemudian dibukukan dalam antologi Bawana Winasis Dieng. Selain itu aku juga bisa eksplore beberapa penginapan unik dan hidden gem di Malang saat menjenguk anak yang nge-kos di sana. #LifeYourWay hidup dengan cara kita sendiri, menemukan kebahagiaan versi kita tanpa harus membandingkan dengan orang lain. Mungkin terlihat sedikit berbeda, tapi ini menjadi salah satu cara keluarga kami menjalin bonding

Bertemu Ninda, Anak Gembel Dieng. Salah satu inspirasi tokoh di tulisanku

Antologi ku. Inspirasi menulis dari pengalaman traveling

Bersyukur banget ada Traveloka dengan berbagai layanannya. Segala kebutuhan perjalanan menjadi lebih mudah. Mulai transportasi, akomodasi hingga hiburan bisa aku dapatkan dalam satu aplikasi. Dan yang paling penting, kita bisa menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi keuangan

Liburan Tak Biasa

Gak hanya penginapan, Traveloka juga memberi pengalaman berlibur yang lain dengan fitur Xperience nya. Fitur Xperience ini memungkinkan kita untuk memiliki pengalaman aktivitas berbeda, mulai tiket hiburan, event hingga kecantikan. Beberapa Xperiece yang aku sudah pernah coba diantaranya membeli tiket untuk nonton konser, pertunjukan Tari Kecak di Uluwatu dan pernah juga mengambil sesi terapi massage bareng suami. Kalian yang tinggal di Tuban dan sekitarnya bisa juga cobain pengalaman makeup atau belajar makeup di Mitra Cantik. Nanti bisa ketemu aku🤪.

Jangan lupa memberikan review


Nonton konser


Aku, menjadi partner Traveloka Xperience

Balik lagi ngomongin soal traveling ala long distance marriage. Salah satu pengalaman traveling menyenangkan adalah saat menyusul suami ke Atambua, Nusa Tenggara Timur. Sebagai kota perbatasan, bisa berkeliling Atambua tentu merupakan  pengalaman yang tidak biasa. 

Atambua merupakan kecamatan sekaligus ibu Kota Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. Atambua juga berbatasan langsung dengan Timor Leste. Ada tiga Pos Lintas Batas Negara disana. Diantara nya PLBN Motaain, PLBN Wini di Kabupaten Timor Tengah Utara dan PLBN Motamasin yang terletak di Kabupaten Malaka. Aku beruntung sekali bisa mengunjungi ketiganya.

PLBN Motamasin, satu dari 3 PLBN di Provinsi NTT

Dimulai dengan perjalanan dari Tuban menuju Bandar Udara Juanda Surabaya selama kurang lebih 2 jam. Kemudian naik pesawat dari Surabaya menuju Kupang yang memakan waktu 2 jam 5 menit. Setelah sampai di bandara El Tari Kupang akan lanjut menuju ke Atambua. Jarak Kupang - Atambua sendiri kurang lebih 270 km, bisa di tempuh melalui dua jalur yaitu darat dan udara. Untuk jalur darat bisa menggunakan bus atau mobil carteran yang akan memakan waktu sekitar 8 jam. Meskipun cukup lama, jangan khawatir kalau selama perjalanan nantinya akan bosan. Hampir seluruh jalan raya disepanjang Kupang - Atambua sangat mulus, plus kalian akan disuguhi pemandangan perbukitan yang berkelok, padang savana serta sesekali melihat rumah adat dengan atapnya yang khas dari semacam jerami. Sedangkan perjalanan udara bisa ditempuh selama 50 menitan dengan menggunakan pesawat perintis. 

Saya sendiri memilih opsi ke-2 walaupun selama perjalanan mulut gak berhenti komat kamit baca do'a. Apalagi beberapa kali pesawat mengalami guncangan akibat turbulensi. Akhirnya setelah harap - harap cemas, sampai juga di Bandar Udara AA. Berre Tallo, Atambua. 

Selain dikenal sebagai Kota Perbatasan, Atambua memiliki pesona alam dan pantai yang indah. Pantai - pantai di Atambua bertipikal dangkal dan jernih. Saking jernihnya, kalian akan dengan mudah melihat biota didalamnya. 

Hijriah Si Gadis Nelayan, teman baru di Atambua

Hijriah, gadis lokal yang menjadi teman selama di sana sempat mengajak untuk berburu Bulu Babi ( Echioidea ).  Hewan laut yang namanya dikenal luas saat Sisca Kohl mengenalkan melalui vlog nya. Ternyata hewan laut yang juga dikenal dengan nama lain Landak Laut ini banyak terdapat di perairan sekitar Atambua. Kalau selama ini Bulu Babi dikenal sebagai makanan mahal, disini menjadi sajian "biasa saja" yang setiap saat bisa diambil. Di Atambua, Bulu Babi biasa disajikan segar dengan ubi rebus sebagai pelengkapnya. Sayangnya aku gak cukup nyali untuk mencobanya. Perutku belum terbiasa dengan makanan mentah ( atau mahal🙈).

Mencicipi kuliner khas NTT

Pengalaman kuliner lainnya yang aku dapat disini adalah dengan mencicipi kuliner lokal di Pojok Lokal Ma' Ona. Salah satu kedai yang menawarkan kuliner  khas Atambua. Lokasinya berada di salah satu sudut Alun - Alun Atambua. Kedai ini mengambil konsep Open Kitchen, dapur berada di tengah - tengah sehingga pengunjung bisa melihat langsung proses memasaknya. 

Aku sendiri sempat mencoba Aka Bilan atau sagu panggang, Fehuk Kuhus atau ubi kukus dan Jagung Bose makanan sejenis bubur dengan bahan utama jagung yang direbus sampai hancur dan diberi toping sambal teri serta tumis daun pepaya.

Sayangnya traveling kali ini kurang lengkap karena gak bisa ajak anak. Pasti lebih seru kalau suatu saat mengajak Keanu ke tempat yang dia sukai.

Merencanakan Liburan Wedding Anniversary

Sebenarnya aku sudah merencanakan untuk traveling keluarga, sekaligus menjadi kado buat Keanu saat lulus SMK nanti. Perjalanan ini juga sebagai perayaan kecil - kecilan wedding anniversary, karena Insyaallah tahun ini menjadi tahun pernikahan ke 20.

Tempat yang akan menjadi destinasi adalah Lombok, Nusa Tenggara Barat. Sebenarnya kami pernah ke Lombok saat nonton Moto GP tahun lalu tapi karena terlalu capek perjalanan darat dan harus gantian nyetir, akhirnya malah banyak tempat yang masih belum sempat di eksplore, terutama wisata bahari nya. 

Bask Nest. Foto dari Traveloka

Nantinya selain ke Gili Trawangan dan Gili Air, Gili Meno adalah tempat yang harus di kunjungi. Penasaran banget dengan keindahan Bask Nest, yaitu spot bawah perairan Gili Meno yang berwujud 48 patung seukuran manusia yang didesain melingkar dan menjadi rumah bagi karang dan spesies ikan lain yang beragam. Patung ini dipahat oleh seniman asal Inggris, Jason deCaires. 

Mumpung masih jauh hari, aku mulai mempersiapkan segala sesuatu nya. Mulai tiket pesawat, penginapan, transportasi lokal sampai atraksi dan aktifitas selama disana nanti. Semua kebutuhan travelling ini bisa aku dapatkan dalam satu aplikasi saja, Traveloka. Untuk transportasi aku memilih jalur udara karena akan menjadi pengalaman pertama buat Keanu yang belum pernah naik pesawat terbang sebelumnya.

Transportasi


Pilihan paket tour di Traveloka Xperience

Berikut ini rencana perjalanan yang sudah aku buat. 

Day 1

  • ( 08.00 - 08.15 WITA ) Tiba di Bandara Lombok.
  • ( 08.45 - 12.00 WITA ) Mengunjungi Desa Sade. Pengen borong Kopi Sasak karena pas kesini tahun lalu terlalu fokus sama guide nya sampe kelupaan beli kopi.
  • ( 12.15 - 13.15 WITA ) Makan siang di Pantai Kuta. Kangen dengan Sate Bulayak yang pedes trus dikucuri perasan jeruk limau. Syedeeeep bener🤤.
  • ( 14.00 - 14.15 WITA ) Check in hotel.
  • ( 15.00 - 18.00 WITA ) Menghabiskan sore dan berburu sunset di Bukit Merese.
  • ( 18.30 - 19.30 WITA ) Makan malam di sekitar Pantai Tanjung Aan.
  • (20.00 -  ) Kembali ke hotel dan istirahat.

Day 2
  • ( 08.00 - 08.15 WITA ) Sarapan di hotel. 
  • ( 08.30 - 09.00 WITA ) Pura Batu Bolong. Pura tertua
  • ( 09.15 - 10.00 WITA ) Bukit Malimbu. Bukit dengan pemandangan indah, berlatar belakang 3 Gili.
  • ( 10.10 - 17.30 WITA ) Hopping Island dan snorkelling 3 Gili. Sekaligus makan siang dan membeli souvenir mutiara.
  • ( 18.30 - 19.30 WITA ) Makan malam di Senggigi. Di sepanjang Pantai Senggigi banyak restoran yang menyuguhkan menu - menu menggoda. Makan malam bersama keluarga dengan view pantai indah tentunya jadi momen tak terlupakan.
  • ( 21.00 - ) Kembali ke hotel, istirahat.
Day 3
  • ( 08.00 - 08.30 WITA ) Sarapan di hotel.
  • ( 08.45 - 09.15  WITA ) Belanja oleh - oleh. Pengen beli tenun untuk menambah dan melengkapi koleksi kostum yang aku sewakan.
  • ( 09.15 - 11.30 WITA ) Belajar Surfing di Pantai Klui. Jadi ceritanya, pas ke Mandalika tahun lalu kita bertemu trainer surfing. Setelah ngobrol panjang lebar, Keanu jadi ngebet pengen belajar. Gak kebayang happy nya dia pas beneran diatas papan selancar. 
  • ( 11.30 - 12.00 WITA ) Kembali ke hotel.
  • ( 12.30 WITA ) Tiba di Bandara.
Yuhuuuu....belum berangkat aja udah exited dan hawa liburan udah berasa deket aja😂. Setelah fix atur rencana perjalananku bareng keluarga tahun ini, selanjutnya tinggal nabungnya di kencengin dan do'a nya di panjangin. 
Semoga rencana liburan keluarga bisa benar - benar terwujud. Kalian sendiri gimana? Yuk temukan gaya liburan sesuai dengan keinginan. #LifeYourWay mau liburan di pantai atau gunung, ala koper atau ransel, wujudkan saja bersama Traveloka.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar