Selasa, 03 November 2015

Kenapa Perempuan ( harus ) Bekerja ?

Hari ini seorang karyawati meminta ijin untuk berhenti bekerja di londry an yang saya kelola. Alasannya “saya terlalu capek bu, lagipula mulai kemaren suami saya sudah mulai bekerja kembali di proyek”.  Yaa...ketika dia melamar kerja dia pernah cerita kalau suaminya bekerja temporer sebagai tukang bangunan dan kebetulan saat itu sedang “break”.



Sebenarnya it’s okay saja kalau dia berhenti bekerja karena itu hak nya ( pada saat melamar kerja sudah ada kesepakatan tentang yang harus dia kerjakan berikut sallary yang akan dia terima), tapi kalimat pamitannya itu lhoooo....mak jlebb  banget. Saya koq jadi ngerasa gimanaaaa....gitu mendengarnya. Lha wong mau tidur aja kita mesti mau capek dan ribet beberes dulu, apa lagi yang mau dapet duitt? *jadi inget postingannya Mbak Gess alias Grace Melia yang curhat tentang mantan art nya. Rasanya ini jaman udah mulai kebalik yaaa.... nyari karyawan non formal itu jauh lebih susah ketimbang yang profesional. Kalaupun ada ya kita mesti ngelongsori (mengalah) abis-abisan. Jiahh...jadi ikutan curhat!

Memang tidak mudah bagi perempuan yang sudah menikah untuk memutuskan tetap bekerja selain peran utamanya sebagai ibu rumah tangga. Tapi di jaman yang hampir segalanya membutuhkan materi ini tidak dapat disangkal bahwasannya perempuan yang juga mampu berpenghasilan sedikit banyak akan membantu finansial keluarga. Apalagi kita tidak dapat memastikan bahwa kehidupan akan selalu sesempurna angan-angan. Suami tidak selamanya sehat, hal yang tidak terduga kapanpun bisa terjadi. Kecelakaan kerja, PHK atau bahkan kematian tidak pernah bisa di prediksi. Banyak perempuan yang bingung menentukan langkah saat suami tak lagi mendampingi ( entah karena kematian atau perceraian). Sedangkan hidup terus berjalan, dan anak-anak yang masih harus difikirkan masa depannya.
Sumber gambar: gettyimages.com

Bersyukur kita hidup di era ini. Dimana kesempatan terbuka lebar bagi siapa saja yang ulet dan mau berusaha. Termasuk wanita. Bekerja disini bukan berarti harus berkarir di luar rumah, banyak hal lain yang bisa dikerjakan dari rumah dan tetap menghasilkan tanpa mengabaikan kewajiban terhadap kepala rumah tangga dan anak. Merintis usaha secara online, memasak, membuat aneka kerajinan tangan dan sebagainya. Yang kesemuanya punya muara yang sama: membantu menopang finansial keluarga. Tak mudah memang bagi yang sudah berada di "zona nyaman" untuk mengawalinya.

Perempuan yang bekerja akan membangun lingkaran sosial yang lebih luas. Bahkàn bagi saya pribadi, berhubungan dengan banyak orang dalam hal positif memberi dampak lebih mandiri dan percaya diri. Kita bisa belajar memahami setiap orang dengan karakternya masing-masing. Selain itu jadi mengetahui bahwa banyak orang hebat di luar sana dan memicu keinginan untuk berkembang lebih baik.

Yang terpenting lagi adalah niatan bekerja untuk ibadah. Yang bekerja di instansi atau swasta memberi pelayanan ke orang lain. Sedangkan yang berwiraswasta mampu memberdayakan sekitar dan ikut  membantu orang lain meraih rezekinya masing-masing.
Apapun pilihan profesinya, yang pasti perempuan bekerja akan memiliki kepercayaan diri lebih. Siap saat  mendampingi pasangan hidupnya dan  tetap tegar saat waktu memintanya berjuang sendiri.

12 komentar:

  1. Akunjd pingin udaha di rumah nih, kyknya bisnis londrian masi terbuka lebar

    BalasHapus
  2. saya juga perempuan yang bekerja mbak :)

    BalasHapus
  3. Mungkin juga suami kurang mendukung Mak.

    BalasHapus
  4. jiaaahhhh..alasannya gt amat yak, mbog ya bikin alsan yg bikin mak ila terharu gt yak, biar ditmbah itu amplopannya, hahayyy..
    ya begitulah, org memang macem2 dan rupa2 warnanya..:)

    BalasHapus
  5. kadang aku juga lelah, umpama mau nambah anak nanti mikir 1,000 kali soalnya ibunya kerja hahahaha punten ya mak numpang curhat

    BalasHapus
  6. Iya Mak, aku sendiri masih museeeer, mikirin kudu kerja apaan yak yang sekiranya bisa mandiri pas kebetulan suami pergi. *na'udzubillahi min dzalik tapi

    Mau bisnis tapi takut bangkrut. *laaah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lhaaa...kan udah jadi blogger makk...menghasilkan juga lhoo...

      Hapus
    2. KEseringan emang kalau usaha pasti takut bangkrut. Hehe :D tapi kalo sukses kan allhamdulilah :)

      Hapus