Senin, 25 Januari 2016

Sebuah Kisah Klasik Tentang Persahabatan

Sepatu akan nyamai dipakai kalau berpasangan. Kiri dan kanan. Dia tidak akan sempurna jika kita kenakan bersebelahan. Hanya kiri, atau kanan saja. Begitu pun persahabatan

Aku pernah beranggapan bahwa teman sejati atau sahabat adalah orang yang cocok, selalu berpendapat sama dan sejalan dengan kita. Itu salah satu yang melandasi aku untuk “selektif” memilih teman sejak jaman sekolah dulu. Jangan terburu-buru apriori dengan kata “selektif” itu. Maksudku, aku cari ‘aman” saja. Gak mau akhirnya terjebak konflik dengan orang yang terlanjur menjadi akrab.


Tahun 1995 saat memakai seragam putih abu, aku begitu menghindari 3 orang teman sekelas. Bukan apa – apa, aku gak suka aja dengan mereka yang suka ribut sendiri dan bikin geng centil bernama “CHICKS”. Whattt...Chicks? ya betul, Chicks. Dan itu membuatku geli setengah mati. 3 cewek centil yang suka wira wiri cari perhatian (menurutku). Nana yang super judes, Ratna yang sok fenimim dan Lusi si ketua geng yang tomboy abis. Lebih gilanya lagi, 3 tahun berturut-turut aku harus rela sekelas dengan mereka!. Seringkali aku memilih menghindar daripada harus berpapasan langsung dengan CHICKS. Mirip Si Cupu di FTV yang sering di tonton keponakan – keponakanku. Bedanya, mereka tidak membully ku. Aku hanya remaja labil yang terjebak dalam pemikiran yang diciptakan sendiri. Stereotip yang terlanjur ada di otakku bahwa mereka bukan teman yang menyenangkan karena tidak sama denganku. Duh...

Belasan tahun berlalu. Sampai suatu saat aku menemuka nama itu di fb, InAprina. Entah mengapa, tanpa melihat profil lebih jauh, langsung saja aku add friend dan tak lama pun di terima!. Singkatnya, malam itu kami chatting seru. Apalagi Lusi dan Ratna ikut nimbrung juga. Ngobrol sana sini dan bercerita tentang banyak hal. Mulai jaman sekolah sampai soal keluarga masing-masing. Entah mengapa, aku merasa seperti sahabat lama yang di pertemukan kembali. What, sahabat...? aku seakan lupa bahwa mereka dulunya adalah orang yang sangat kuhindari.

Time goes fly. Waktu berlalu dan kita menyesuaikan. Entah siapa yang memulai, tiba-tiba kami menjadi semakin akrab dan bersahabat hingga kini. Segala perbedaan baik sifat maupun kebiasaan seolah malah menjadikan kami semakin solid, saling melengkapi. Masing –masing berusaha #berkaryauntukperubahandalamperbedaan. Nana yang ku kenal dulu begitu jutek, ternyata kini menjelma jadi wanita mandiri dan humble. Dia menjadi dosen di sebuah PTS di Tuban. Lusi, entah mengapa sifat tomboy yang kulihat saat SMA dulu tiba-tiba saja menguap. Dia menjadi seorang pengusaha butik. Ratna, baru saja dikaruniai seorang anak lelaki. Agak telat menikah dibanding kami yang masing-masing sudah punya buntut.hehehe...
Dari kiri: Lusi, Ratna, Aku, Nana dan seorang kawan lainnya. Ada yang tertarik endorse kacamata...?

Sering ku menertawakan FTV dan sinetron-sinetron karena jalan ceritanya yang klise. Tapi kini aku yakin bahwa film itu dibuat karena banyak penggalan yang bisa diambil dari kehidupan kita yang bisa dibingkai. Dan aku sudah membuktikan, bahwa segala perbedaan itu malah memberi warna pada persahabatan kami. Saling mendukung profesi masing-masing, tetap berkarya tanpa perlu lagi memberi label jutek, keras kepala atau egois di dahi kami.

Tuhan itu Maha Adil. Kita diciptakan dengan ke ke-khas an masing-masing. Entah itu secara fisik atau sifat. Tak perlu saling menutupi kekurangan karena tak ada yang sempurna. Biarkan terbuka, suatu saat akan ada orang-orang yang melengkapinya. Sahabat dan belahan jiwa kita. Tak harus antipati dengan hal yang tidak kita sukai karena bisa saja kelak menjadi hal yang paling kita rindukan.


8 komentar:

  1. jd pgn nyanyiin lagu sheila on 7 mak..
    sukses yak :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe...kayaknya sama2 mantan remaja 90an neh mak...😊😊

      Hapus
  2. waah semoga menang ya mbak. Kadang memang teman yang kita hindari gak taunya malah jadi sahabat :') aku jadi sedih ingat sahabat yang sekarang malah saling menghindar haha.


    My Little Cream Button ♥

    BalasHapus
    Balasan
    1. Butuh waktu aja buat saling memahami. Thank you, Adeayu Hadijah

      Hapus
  3. Sahabat akan mengerti segala kelebihan atau kekurangan kita ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang pasti bikin hidup lebih berwarna juga Ce..

      Hapus